Tujuan : 1. Mengetahui macam-macam
golongan darah
2. Mengamati reaksi aglutinasi
2. Mengamati reaksi aglutinasi
METODE
A. Alat :
- Jarum Francke
- Kapas
- Kartu golongan darah
- Tusuk gigi
B. Bahan :
- Alkohol 70%
- Serum anti A (biru)
- Serum anti B (kuning)
- Darah probandus
C. Cara Kerja
- Kertas golongan darah disiapkan di atas meja.
- Serum anti A dan serum anti B diteteskan pada kertas golongan darah.
- Jari probandus dibersihkan dengan alkohol.
- Jari probandus ditusuk dengan jarum francke dan diteteskan pada kertas golongan darah yang telah ditetesi serum anti A dan serum anti B.
- Darah dan serum pada kertas golongan darah diaduk dengan menggunakan tusuk gigi.
- Darah pada kertas golongan darah diamati ada atau tidaknya reaksi aglutinasi dan golongan darah probandus ditentukan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil Penentuan Golongan Darah
ABO
Kel
|
Serum
|
♂/ ♀
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
Golongan
Darah
|
|
Anti
A
|
Anti
B
|
|||||
1
|
-
|
-
|
♂
|
-
|
Anti
A dan B
|
O
|
2
|
+
|
-
|
♀
|
A
|
Anti
B
|
A
|
3
|
-
|
+
|
♂
|
B
|
Anti
A
|
B
|
4
|
-
|
+
|
♀
|
B
|
Anti
A
|
B
|
B. Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat
pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan tingkat tinggi) yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah. (Dsyoghi, 2010)
Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. (Anonim, 2010)
Penggolongan darah sistem ABO yang
kita kenal ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen A dan B.
Aglutinogen merupakan antigen, disebut juga aglutinogen karena dia mampu
menyebabkan reaksi aglutinasi sel darah. Bila tidak terdapat aglutinogen
tipe A dalam sel darah merah seseorang, maka dalam plasmanya akan terbentuk
antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti-A. Demikian pula, bila tidak
terdapat aglutinogen tipe-B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya
terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti-B. Golongan darah O,
meskipun tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung agglutinin anti-A dan
anti-B. Golongan darah A mengandung aglutinogen tipe-A dan aglutinin anti-B,
sedangkan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe-B dan aglutinin anti-A.
Golongan darah AB mengandung kedua aglutinogen A dan B, tetapi tidak mengandung
aglutinin sama sekali. (Julica, 2010)
Tabel penggolongan darah ABO
Golongan
|
Sel
Darah Merah
|
Plasma
|
A
|
Antigen
A
|
Antibodi
A
|
B
|
Antigen
B
|
Antibodi
B
|
AB
|
Antigen
A & B
|
Tidak
ada antibodi
|
O
|
Tidak
ada antigen
|
Antibodi
Anti A & Anti B
|
(Fitri, 2007)
Salah satu faktor yang mempengaruhi
golongan darah ABO adalah faktor keturunan, karena antigen dan aglutinogen
dapat diwariskan. Karena itu, seseorang dapat memiliki salah satu atau kedua
antigen A dan B. Misalnya seorang ayah yang memiliki golongan darah O dan
seorang ibu yang memiliki golongan darah B, maka besar kemungkinan anak dari
kedua golongan darah ini, yaitu bergolongan darah B dan O (Wulangi, 1993).
Tabel pewarisan golongan darah
kepada anak
Ibu/Ayah
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
O
|
O,
A
|
O,
B
|
A,
B
|
A
|
A,
O
|
O,
A
|
O,
A, B, AB
|
A,
B, AB
|
B
|
B,
O
|
O,
A, B, AB
|
O,B
|
A,
B, AB
|
AB
|
A,
B
|
A,
B, AB
|
A,
B, AB
|
A,
B, AB
|
(Fitri, 2007)
Jenis penggolongan darah lain yang
cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini
diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki
faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah
Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO.
Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah
tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80%
populasi dengan golongan darah B. (Anonim, 2010)
Kecocokan faktor Rhesus amat penting
karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya
Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang
mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau
di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat
kehamilan. (Anonim, 2010)
Proses penggumpalan darah sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik (misalnya. fibrinogen, protrombin,
proconvertin dan lain-lain) dan ekstrinsik darah (misalnya tromboplastin
jaringan, tromboplastin pembuluh, luka, permukaan kasar/halus, suhu lingkungan,
pengenceran, dan bahan antikoagulas dan lain-lain). Permukaan kasar, suhu
lungkungan panas, dan pengadukan mempercepat penggumpalan, sedangkan permukaan
halus, suhu lingkungan dingin, dan pengenceran menghambat proses koagulasi.
Sementara itu antikoagulan seperti EDTA, heparin, natrium sitrat/oxalat akan
menghentikan proses koagulasi. (Anonim, 2009)
Dari hasil percobaan didapatkan 3
golongan darah yang berbeda, yaitu golongan darah O, A, dan B. Untuk menguji
golongan darah seseorang dibutuhkan serum anti A dan serum anti B. Pada
probandus yang bergolongan darah O tidak ditemukan penggumpalan darah baik yang
ditetesi serum anti A dan serum anti B pada kartu golongan darah. Ini
disebabkan golongan darah O tidak mempunyai aglutinogen A dan B tapi memiliki
anti A dan B. Pada probandus bergolongan darah A terdapat aglutinogen A dan
anti B sehingga ketika ditetesi serum anti A dan serum anti B, terjadi
penggumpalan pada darah yang ditetesi serum anti A. Pada probandus bergolongan
darah B terdapat aglutinogen B dan anti A sehingga ketika ditetesi serum anti A
dan serum anti B terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi serum anti B.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
- Probandus memiliki golongan darah A, B, dan O.
- Penggumpalan darah atau aglutinasi terjadi apabila aglutinogen komplementer dengan aglutinin.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi golongan darah adalah keturunan dan ada tidaknya aglutinogen di dalam sel darah merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar